Banyak orang punya obsesi. Selain terobsesi menjadi artis atau selebriti, ada juga yang terobsesi ingin menjadi presiden, menteri, gubernur, walikota, bupati, dirjen, kepala kantor, dan masih banyak lagi. Bahkan tidak sedikit pula orang yang mempunyai obsesi yang tidak lazim, seperti misalnya obsesi ingin punya banyak istri, ada juga pengusaha yang terobsesi memperistri artis atau anak di bawah umur, terobsesi mengoleksi mobil-mobil mewah sementara di lingkungan sekitarnya masih banyak orang yang untuk memenuhi kebutuhan pokoknya pun masih susah, dan sebagainya.
Tidak jarang untuk menggapai obsesinya itu, setiap orang akan rela melakukan dan mengorbankan apa saja yang dimilikinya, tidak saja waktu, tenaga dan harta, tapi juga mengorbankan martabat atau harga dirinya. Entah sudah berapa banyak anak gadis yang rela menyerahkan tubuhnya kepada lelaki hidung belang hanya untuk sebuah obsesi menjadi artis atau sekedar figuran dalam film atau sinetron. Berapa banyak caleg yang mengeluarkan uang miliaran rupiah demi sebuah obsesi menjadi anggota DPR yang terhormat, bahkan ada seorang calon bupati yang akhirnya stres dan gila karena gagal menjadi bupati, sementara semua hartanya telah habis digunakan untuk tujuan itu, dan masih banyak lagi cerita-cerita memilukan karena obsesi.
Fenomena obsesi ini juga dimanfaatkan dengan baik oleh sutradara film iklan sebuah produk rokok, dengan mengambil tema berbagai macam obsesi orang yang dikemas dalam komedi situasi. Dalam sebuah adegan, seorang mahasiswa yang terobsesi menjadi selebriti, secara tiba-tiba merebut buku catatan teman kuliahnya dan langsung membubuhkan tanda tangannya di buku temannya itu, layaknya seorang artis yang membubuhkan tanda tangan di buku penggemarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar