Beberapa waktu yang lalu umat muslim digegerkan oleh pemberitaan mengenai rencana Terry Jones, seorang pendeta sekte kecil gereja evangelis, di Gainesville, Florida, Amerika Serikat (AS) yang memelopori Burn A Koran Day atau hari pembakaran Al-Quran. Aksi tersebut sedianya dilakukan pada tanggal 11 September 2010 bertepatan dengan peringatan peristiwa runtuhnya gedung kembar World Trade Center di New York. Hal itu tentu menimbulkan gelombang kecaman dan protes dari umat muslim di seluruh dunia, bahkan banyak kalangan di dalam negeri AS sendiri juga memprotes dan mengutuk rencana Jones tersebut, termasuk Presiden Barack Hussein Obama dan Menteri Luar Negerinya, Hillary Rodham Clinton. Rencana gila Jones tersebut akhirnya urung dilakukan.
Namun beberapa saat kemudian muncul lagi berita, dua orang pendeta pendukung rencana Jones, yakni Bob Old dan Danny Allen tetap nekat melakukan pembakaran Al-Quran di pekarangan belakang rumahnya di Springfield, Tennessee, AS dengan disaksikan oleh sekelompok orang yang sebagian besar awak media pada hari Sabtu, 11 September 2010. Mereka menyiram dua cetakan Al-Quran dengan cairan pembakar, lalu menyulutnya dengan api. Mereka mengatakan aksinya itu merupakan pesan dari Tuhan, hal tersebut tentu merupakan kebohongan yang nyata. Bagaimana mungkin orang yang melakukan tindakan tidak terpuji dan menyebarkan kebencian di muka bumi bisa mengaku sebagai pembawa pesan dari Tuhan, padahal agama Kristen merupakan agama yang mengajarkan cinta kasih yang universal.
Apa yang dilakukan oleh kedua orang tersebut jelas merupakan penghinaan dan penistaan, bukan saja terhadap Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam, namun juga mereka telah menistakan diri mereka dan agama mereka sendiri. Apa yang mereka lakukan justru akan membahayakan bukan saja diri mereka sendiri, akan tetapi juga jemaat mereka, bahkan merugikan bagi seluruh umat Kristen dan rakyat AS di dalam dan di luar negeri.
Lantas, apakah mereka sudah memikirkan dampak dari aksi provokatif tersebut? Terry Jones dan kawan-kawannya bukan orang bodoh, mereka tentu sudah memperhitungkan untung-rugi dari tindakannya tersebut. Saya meyakini tindakan yang dilakukan oleh Terry Jones dan kawan-kawannya tersebut tidak lebih dari upaya untuk mencari popularitas belaka. Tentu dia berharap dengan aksi radikalnya tersebut, sekte yang dipimpinnya yang tidak begitu dikenal, akan menjadi populer dan ujung-ujungnya akan banyak orang yang tertarik untuk masuk ke dalam sektenya itu.
Apabila kita tinjau dari sudut pandang yang lebih ekstrim, apa yang dilakukan oleh Terry Jones dan kawan-kawannya tersebut tidak berbeda jauh dengan para islamphobia lainnya, seperti menerbitkan novel yang menyebut Al-Quran sebagai ayat-ayat setan, membuat karikatur Nabi Muhammad, dan berbagai tindakan yang menghina Islam. Hal tersebut dilakukan semata untuk memancing amarah sebagian kaum muslim yang radikal untuk melakukan perlawanan dengan cara-cara yang anarkis, bahkan terorisme. Kemarahan dan tindakan anarkis dari kaum muslim radikal itulah yang kemudian akan dijadikan alasan pembenaran untuk mensteriotipkan Islam sebagai agama teroris.
Sebagaimana kita ketahui, Al-Quran adalah kitab suci agama Islam yang merupakan puncak dan penutup wahyu Allah Subhanahu wa ta’ala yang diperuntukkan bagi manusia, setelah Taurat, Zabur dan Injil. Allah Subhanahu wa ta’ala menurunkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, melalui perantaraan Malaikat Jibril. Al-Quran ini diturunkan secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, terdiri dari 114 surah, 6.236 ayat, dan dibagi dalam 30 juz. Meskipun ada ribuan ayat, salah satu keistimewaan Al-Quran yang menggunakan bahasa Arab ini dibanding kitab-kitab lainnya adalah kemudahan untuk menghafalnya.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman bahwa bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil... (QS. Al-Baqarah:185). Allah Subhanahu wa ta’ala juga berfirman bahwa sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Quran dan Kamilah yang memelihara dan menjaganya. (QS Al-Hijr:9). Dengan demikian dari kedua ayat tersebut, sungguh jelas bahwa Allah menurunkan Al-Quran kepada kita untuk dibaca, dipahami arti dan maksudnya, kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari di dunia ini. Kita tidak perlu membelanya, apalagi sampai mengkultuskannya karena Allah sudah menjamin untuk memelihara dan menjaga Al-Quran, bukan hanya eksistensinya tetapi juga keasliannya.
Pembakaran dua cetakan Al-Quran tersebut tidak akan mengurangi kesucian dan eksistensi Al-Quran di muka bumi yang telah dijamin oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Al-Quran dalam bentuk cetakan yang dibakar itu hanyalah salah satu media untuk menuliskan Al-Quran, masih banyak media lain yang digunakan untuk menuliskan Al-Quran, seperti di kulit binatang, pelepah daun, besi, logam, batu, bahkan media internet, dan mungkin ada media-media lainnya yang tidak kita ketahui, dan jangan lupa, masih ada ribuan bahkan mungkin jutaan umat muslim yang tersebar di seluruh dunia ini, termasuk di Indonesia yang menghafal Al-Quran.
Melihat realitas yang ada, saya berharap agar umat Islam tidak lagi mudah untuk terpancing emosinya dan lebih banyak mengendalikan diri. Saya pribadi menganggap peristiwa ini adalah ujian pertama bagi umat muslim setelah baru saja melewati bulan suci Ramadan, bulan dimana kita menempa diri untuk mengendalikan hawa nafsu, termasuk emosi dari dalam diri kita sendiri. Berhasil atau tidaknya kita dalam bulan Ramadan kemarin, indikasinya bisa kita lihat dari respon kita terhadap provokasi yang dilakukan oleh Terry Jones dan kawan-kawannya tersebut. Semestinya pandangan negatif dan penghinaan yang terus menimpa umat Islam selama ini dapat kita ambil hikmahnya untuk introspeksi diri dan memotivasi kita agar semakin merekatkan ukhuwah islamiyah dan membuktikan kepada mereka bahwa islam tidak seburuk yang mereka tuduhkan dengan menjadikan islam sebagai rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh alam, termasuk umat agama lain, InsyaAllah.
(dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar