Jumat, 10 Oktober 2008

Singapura


Beberapa hari yang lalu dalam mengisi waktu liburan lebaran, saya menyempatkan diri untuk mengunjungi Singapura. Saya selalu rindu untuk kembali ke negara pulau yang luasnya hanya 707,1 kilometer persegi ini. Setiap melihat tata kotanya yang begitu rapi, jalan-jalannya yang mulus, lalu-lintas yang tertib, bebas polusi, taman-taman yang asri dan bersih, dan arsitektur-arsitekturnya yang modern, saya selalu berkhayal suatu hari nanti saya bisa menyaksikan semua itu di Jakarta, meski hal itu rasanya hampir mustahil.

Sebenarnya saya sudah berniat mengunjungi negeri itu seminggu sebelumnya, dengan maksud untuk menyaksikan secara langsung lomba balap mobil Formula One yang pertama kali diadakan di Singapura, namun setelah mengetahui harga tiketnya USD 998 yang cukup mahal untuk ukuran kantong saya, saya memutuskan untuk menyaksikannya di televisi saja. Uang sebanyak itu rasanya akan lebih bermanfaat kalau saya gunakan untuk shopping di Orchard Road dan Bugis Street, atau makan bersama keluarga dan teman-teman di Foodrepublic, lalu naik Singapore Flyer atau menyaksikan Songs of the Sea, sebuah pertunjukan drama musikal dengan sinar laser tiga dimensi dan kembang api yang spektakuler di tepi pantai Sentosa Island.

Satu hal yang berbeda dari lomba balap Formula One kali ini adalah sirkuit yang digunakan sebagai arena lomba adalah jalan-jalan raya di dalam kota metropolitan Singapura, bukan di sirkuit khusus seperti di negara-negara penyelenggara Formula One lainnya. Monaco juga telah lama menggunakan jalan raya di Monte Carlo sebagai arena lomba Formula One, sehingga di dunia ada dua negara yang menyelenggarakan lomba Formula One di jalan-jalan di tengah kota. Oh ya, satu hal yang menarik, kebetulan warna bendera kedua negara ini sama dengan warna bendera negara kita Indonesia, yaitu merah-putih. Hanya saja mereka bisa menggunakan jalan-jalannya yang mulus sebagai arena lomba Formula One, sedangkan kita sangat tidak mungkin dengan kondisi jalan-jalan yang rusak seperti saat ini.

Namun ada satu hal lagi yang membedakan lomba mobil Formula One di Singapura kali ini dengan Monaco dan negara lainnya adalah lomba yang diselenggarakan pada malam hari. Mengemudikan mobil di jalan yang penuh dengan kelokan di malam hari, apalagi dengan kecepatan tinggi hingga 200 km/jam, tentu membutuhkan konsentrasi dan ketahanan fisik yang luar biasa. Resiko kecelakaan yang mungkin terjadi, tentu sangat besar. Namun dengan perencanaan yang matang dan kepercayaan diri yang luar biasa, Singapura berhasil menyelenggarakan event tersebut dengan sukses.

Meski saya tidak jadi menyaksikannya secara langsung, saya masih beruntung karena masih sempat melewati jalanan mulus Raffles Boulevard yang beberapa hari sebelumnya dipakai oleh Fernando Alonso dan Lewis Hamilton memacu kendaraannya. Saya juga masih sempat melihat-lihat dan memotret sisa-sisa tribun penonton dan pagar pembatas. Lumayanlah buat kenang-kenangan.

Singapura adalah negeri kecil, namun dengan potensi yang besar. Pendapatan rata-rata perkapita penduduknya saat ini konon telah mencapai USD 48.900/tahun, bandingkan dengan Indonesia yang hanya USD 3.400/tahun. Negara yang didirikan oleh Thomas Stamford Raffles pada tahun 1819 dan kemudian melepaskan diri dari Kerajaan Malaysia pada tahun 1965 ini adalah salah satu negara termakmur di dunia. Banyak hal yang patut ditiru dari negeri ini, terutama pemerintahannya yang bersih. Negara yang dikelola oleh orang-orang yang lebih mengutamakan kepentingan negara dan bangsanya, ketimbang kepentingan pribadi dan kelompoknya. Majulah Singapura, bangkitlah Indonesia!

11 komentar:

ebik dei mengatakan...

Gax seneng liat balapan

Nesa Atika mengatakan...

wah,,keren bgt c blognya!
saia kudu byk blajar ni di dunia tulis menulis!
=D
btw,tengkyu y udh komenin blog saiah..
slm kenal!

Mohamad Farez Abdul Karim mengatakan...

"Oh ya, satu hal yang menarik, kebetulan warna bendera kedua negara ini sama dengan warna bendera negara kita Indonesia, yaitu merah-putih."


ya, Malaysia juga hampir punya bendera yang sama, namun apabila 'Kiri' dipinggir, 'Kanan' menciplak bendera Union Jack.. :(

Aku masih impikan satu Nusantara bersatu, walau dalam bentuk falsafah bukan politis sekalipun..

adnan mengatakan...

Tuk Ebi, thanks atas commentnya...:)

Tuk Nessa, thanks atas kunjungan balik&comment-nya. Saya juga masih belajar, sharing aja.

To Anak Bumi di negeri jiran,
I do agree with you. Sesungguhnya kita (Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura) masih serumpun melayu/malay. Race, ethnic, culture dan bahasa kita samalah dan tak terlalu beza.
So saya selalu bersedih apabila masih ada orang-orang melayu ni yang saling benci hanya kerana beza negara/kerajaan.
I hope someday 4 negeri ini bersatu dalam persaudaraan serumpun, semakin mesra, dan help each other lah. Jayalah Asia Tenggara!

hihiy mengatakan...

thanks for da commnt..:))

Unknown mengatakan...

Assalamualikum
Saya anak nusantara ditakdirkan lahir diSemenanjung.
Merah putih adalah warna nusantara raya, ia warna bendera Indonesia, Singapura juga warna partai UMNO dan warna asal bendera partai Islam Malaysia juga warna bendera bangsa kita di patanni Selatan Thailand yg sedang berjuang.
Beza nya Indonesia Merah putih saja,Singapura ditambah bulan bintang,UMNO diletak Keris dan Partai Islam diletak bulan purnama.
Saya tidak pernah ada perasan benci terhadap sesama serumpun mungkin yg ada rasa benci itu berpunca dari pengalaman individu sahaja. Bagi saya mana2 yg membenci itu makna nya membenci dirinya sendiri kerana kita ini asalnya satu rumpun saja, apakah kita membenci diri kita sendiri.
Wasalam.
Musafir

ISTORIE mengatakan...

Hi sahabat yg jauh di mata....senang sekali kamu membaca blog saya dan sedikit sebanyak saya dapat lebih banyak mengetahui tentang indonesia negara yg luas.Thanks so much for your comment i really appreciate it alot.Do keep in touch saya yg dari seberang tambak....dan saya kagum sik dengan bahasa digunakan...amat tersusun rapi tapi mcm saya so messy my blog...i am poor in my languages...heheehe....syabass..untuk kamu.

Milla Widia N mengatakan...

yah sayang gak jadi nonton langsung Gp Singapura, kalo jadi bisa ketemuan dong ya... anyway S'pore memang sukses bgt menyelenggarakan first night race. it totally amazing beeing there! cuma saya gak naik flyer karna mahal jadi saya & teman2 ke sentosa island aja :) mudah2an kalo ada rejeki lagi bisa kesana liat F1 lagi...masih ada yg belom dikunjungi sih hehehe...

adnan mengatakan...

To Hehey Ismail :

thanks for visited me. Say my greetings to the nice singapore...:)

To Wat di semenanjung :

Waalaikumsalam wr.wb. terima kasih atas kunjungan dan comment-nya. Yes i do agree with you...:) Kita semua adalah saudara serumpun dan seagama yang harus saling sayang-menyanyangi. Salam muhibah.

adnan mengatakan...

To Normala,
Hi sahabat yg jauh di mata...:) saya pun senang sekali Normala membaca blog saya. Thanks a lot for your comment. I'll keep in touch. Nice to know you.

To Milla,
Thanks udah kunjungi dan comment di blog saya. Iya Milla beruntung banget bisa nonton F1 langsung, iya deh, Insya Allah tahun depan kita nonton bareng F1 di S'pore tapi dengan syarat harga tiketnya murah...:)

tiket naik flyer gak semahal F1 kok...:) di Sentosa island sempat nonton Songs of the sea gak? ntar aku traktir makan di foodrepublic deh, kalo dari Beach Station naik train sampai ke Sentosa Station.

Kalau mau beli kaos dan jam tangan murah di Bugis Street, konon dahulu di situ pedagangnya orang Bugis (Sulawesi Selatan, Indonesia), makanya dinamain Bugis Street, tapi sekarang pedagangnya orang chinese semua, pembelinya orang Bugis dari Indonesia. jadi kebalik...:)

fi2n mengatakan...

Assalamualaikum bang...
Waduh snengnya yg hbs liburan di singapura :)).... Jd pngen nih hehe....Minal Aidin Wal Faidzin jg bang....Mohon Maaf Lahir bathin... Thanks dah luangin waktu buat mampir ke blogku...