Mulai hari Jumat kemarin, tanggal 11 Juni 2010, para penggemar sepakbola di seluruh dunia, termasuk Indonesia larut dalam pesta sepakbola. Diperkirakan ada hampir 1 miliar orang akan menyaksikan melalui layar kaca turnamen yang hanya diselenggarakan empat tahun sekali ini. Selama sebulan penuh, kita akan disuguhi atraksi-atraksi yang spektakuler dari pemain-pemain top dunia yang berasal dari 32 negara peserta. Bintang-bintang dunia seperti Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, Kaka, Wayne Rooney, Fernando Torres, Didier Drogba, Samuel Eto’o, Robin van Persie, dan Steven Pienaar akan bertarung untuk memperebutkan Piala Dunia FIFA berlapis emas.
Edisi kesembilan belas dari Piala Dunia FIFA ini sesungguhnya bukan sekedar turnamen sepakbola, namun lebih dari itu, pesta sepakbola sejagat yang untuk pertama kalinya diselenggarakan di benua Afrika ini juga menjadi simbol sportivitas dan kebersamaan, tanpa membeda-bedakan ras, agama dan kepentingan politik.
Satu hal yang menarik adalah turnamen kali ini diselenggarakan di Afrika Selatan, negara multi etnis dan ras diujung selatan benua Afrika yang justru punya sejarah kelam dalam rasialisme. Sejak tahun 1961, imigran kulit putih yang berasal dari eropa dan waktu itu berkuasa telah menciptakan sistem politik apartheid, suatu sistem yang menerapkan dominasi dan diskriminasi ras dari kaum kulit putih terhadap penduduk asli yang berkulit hitam. Negara ini bahkan pernah diisolasi dari sepakbola dunia oleh FIFA selama 31 tahun lamanya akibat politik apartheidnya itu. Negara ini baru dapat bebas dari isolasi dunia pada tahun 1992, setelah Presiden Afrika Selatan waktu itu F.W. De Klerk mulai menghapus undang-undang apartheid dan membebaskan pemimpin kaum kulit hitam Nelson Mandela dari penjara. Mandela kemudian terpilih menjadi presiden Afrika Selatan pertama yang berkulit hitam pada tahun 1994.
Afrika Selatan juga punya hubungan historis dengan Indonesia. Menurut sejarahnya, pada abad ke-17, Belanda yang ketika itu menjajah nusantara menangkap seorang ulama yang bernama Muhammad Yusuf al-Makassari atau yang lebih dikenal dengan sebutan Syekh Yusuf. Ulama terkenal asal Makassar ini ditangkap oleh Belanda karena telah membantu Sultan Agung Tirtayasa di Banten untuk melawan Belanda. Syekh Yusuf bersama keluarga dan pengikutnya kemudian diasingkan oleh Belanda jauh melintasi samudera Hindia hingga ke Cape Town, Afrika Selatan. Dalam pengasingannya itu, Syekh Yusuf menyebarkan islam. Syekh Yusuf kemudian dikenang sebagai penyebar islam pertama di Afrika Selatan. Jika kita mengunjungi Cape Town, kita masih dapat mengunjungi makamnya yang berdampingan dengan masjid. Di Cape Town hingga kini masih terdapat komunitas warga muslim keturunan Indonesia.
Sama halnya dengan gelaran Piala Dunia sebelumnya, pemain dan negara peserta kali ini juga merepresentasikan sportivitas dan kebersamaan, tanpa membeda-bedakan ras, agama dan kepentingan politik. Lihatlah para pemain tim nasional Prancis, negeri dari benua eropa ini mayoritas pemainnya justru berkulit hitam. Sebut saja Thierry Henry, Nicolas Anelka, Eric Abidal, Djibril Cisse, Abou Diaby, Patrice Evra, Florent Malouda, William Gallas, Sidney Govou, Alou Diara, dan Bacary Sagna. Bahkan sebagian diantara mereka adalah muslim.
Jangan lupa, kapten Belanda di turnamen Piala Dunia kali ini, Giovanni van Bronckhorst yang berkulit sawo matang dan berwajah Ambon itu, masih berdarah Indonesia dari ibunya yang memang berasal dari Maluku. Pemain Belanda lainnya yang juga berdarah Indonesia adalah Robin van Persie dan John Heitinga.
Korea Utara yang selama ini terisolasi dari dunia internasional karena program senjata nuklirnya dan masih berseteru dengan saudaranya Korea Selatan, juga tidak mengalami hambatan untuk ikut ambil bagian dalam turnamen ini.
Seremoni pembukaan telah dilakukan oleh Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma yang disambut dengan meriah oleh sekitar 85.000 penonton yang memadati Stadion Soccer City, di Johannesburg. Setelah seremoni, turnamen yang menggunakan maskot resmi seekor macan yang diberi nama Zakumi ini dimulai dengan pertandingan antara tuan rumah Afrika Selatan melawan Meksiko yang berakhir imbang 1-1. Disusul kemudian Prancis dan Uruguay yang juga bermain imbang tanpa gol di Cape Town. Keempat tim ini bergabung dalam grup A. Di Grup B, wakil benua asia, Korea Selatan mengalahkan Yunani 2-0, sedangkan Argentina yang diasuh oleh legenda hidup sepakbola dunia Diego Maradona berhasil menaklukkan Nigeria 1-0. Di grup C, Inggris dan Amerika Serikat telah mengawali pertandingan di Rustenburg dengan hasil imbang 1-1, sedangkan Aljazair dan Slovenia baru akan bertanding sore ini.
Masih ada grup D, E, F, G dan H yang belum memainkan pertandingan. Tim manakah yang akhirnya juara? Apakah Brazil, Spanyol, Belanda, Inggris, Argentina atau salah satu tim dari Afrika? Perjalanan masih panjang, setiap kesebelasan mempunyai kemampuan teknik yang baik, hanya tim yang kuat mental, fisik, dan selalu kompak yang akan mampu bertahan hingga partai puncak. Kita tunggu siapa yang akhirnya menjadi juara di pertandingan final pada tanggal 11 Juli 2010 yang rencananya juga akan dilangsungkan di Stadion Soccer City, Johannesburg. Just enjoy the World Cup!
(dari berbagai sumber)