Barack Hussein Obama akhirnya dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) ke-44 di Capitol Hill, Washington D.C. dihadapan sekitar dua juta orang yang memadati National Mall. Dialah Presiden AS yang paling fenomenon, presiden berkulit hitam pertama di AS yang menjadi anomali bagi doktrin politik WASP (White – Anglo Saxon – Protestant). Dalam sejarah pemilihan presiden AS, belum pernah ada seorang calon presiden AS yang juga begitu diharapkan oleh bangsa-bangsa lain di dunia seperti Obama. Dengan modal pembawaannya yang percaya diri namun tenang, murah senyum, dan kemampuannya dalam berorasi, serta janjinya untuk melakukan perubahan, dia telah menjadi inspirasi bagi banyak orang yang menempatkan dirinya sebagai simbol demokrasi, persamaan, dan perubahan, bahkan saat ini dia telah menjadi selebritis dan magnit bagi jutaan orang di seluruh dunia.
Satu lagi kelebihan Obama dibanding para presiden pendahulunya dan pemimpin lainnya adalah kejeliannya memanfaatkan media internet untuk menjaring dukungan maupun dana. Bahkan tidak itu saja, hingga kini, Obama dan first lady Michelle serta tim kampanyenya tetap mengintensifkan jalinan komunikasi dengan para pendukung dan simpatisannya, baik yang ada di dalam maupun luar negeri. Sebagai salah satu buktinya, saya yang bukan warga AS dan tidak bisa ikut memilih dalam US Election, sejak masa kampanye hingga kini masih menerima informasi melalui e-mail dan webcam mengenai kegiatan-kegiatan Obama dan Michelle.
AS, setelah Uni Soviet runtuh, suka atau tidak suka, harus kita akui adalah penguasa dunia saat ini. Namun, Obama sebagai seorang Master Hukum lulusan Universitas Harvard dan aktivis Partai Demokrat yang gigih memperjuangkan demokrasi, diyakini akan menjadi figur pemimpin dunia yang tegas, namun santun. Dengan latar belakangnya yang penuh dengan warna, pria yang lahir di Hawaii dari rahim seorang wanita berkulit putih dan seorang ayah berkulit hitam asal Kenya dan di masa kecilnya sempat tinggal di Jakarta ini, diyakini akan lebih luwes berdiplomasi dalam pergaulannya di dunia internasional.
Sejak hari ini, Obama telah mempunyai kewenangan untuk mulai merealisasikan misi dan janji-janjinya. Dalam bidang politik, dia berjanji akan mengubah wajah pemerintahan AS yang saat ini sangat militeristik menjadi sebuah pemerintahan demokratis yang lebih mengedepankan jalur diplomasi dalam kebijakan luar negerinya. Kongkritnya, dia akan menarik tentara AS dari Irak, menutup penjara Guantanamo di Kuba, melakukan diplomasi dengan para pemimpin negara-negara penentang AS seperti Iran, serta janjinya yang terbaru, yakni mengupayakan perdamaian di Palestina. Bahkan dalam 100 hari pertama pemerintahannya, konon dia juga berniat untuk melakukan kunjungan pertama dan berpidato di negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, negeri masa kecilnya yang sangat dia rindukan, Indonesia.
Dalam bidang ekonomi, Obama juga menjanjikan upaya pemulihan krisis ekonomi yang melanda AS dan dunia. Konkritnya, dia akan mendesak Kongres AS, yang saat ini juga dikuasai oleh para koleganya dari Partai Demokrat, untuk menyetujui paket stimulus sebesar US$825 miliar. Menurut rencana, sebesar US$550 miliar akan digunakan untuk menggerakkan investasi dan sebesar US$275 miliar untuk melakukan tax cut atau pemotongan pajak bagi para buruh dan masyarakat berpenghasilan rendah di satu sisi, dan di sisi lain menaikkan tarif pajak bagi orang pribadi yang berpenghasilan di atas USD 250,000 per tahun.